GURU SEBAGAI PROFESIONAL : Pengembangan Profesional Tanggung jawab Pribadi

Tiga orang guru telah diperkenalkan dalam teks ini; masing-masing dianggap sebagai guru ahli.  Hogan, Thomas, dan Adazzio telah memperlihatkan bahwa mereka peduli terhadap siswa-siswanya.  Mereka telah memperlihatkan skill-skill mereka dalam perencanaan dan pelaksanaan pelajaran dan kemampuan mereka untuk menilai kebutuhan, ketertarikan, dan prestasi siswa.  

Mary Hogan

“Terkadang saya benar-benar lelah mengajar.  Terutama jika selama mengajar, siswa membuat keributan, tidak mendengarkan saya, dan menghindari saya.  Tetapi kemudian, saya bertanya pada teman yang juga seorang guru, dan dia membantu saya untuk memikirkan kembali pengajaran saya dan mengetahui apa yang salah.  Saya tahu saya senang mengajar; saya senang dapat berpikir tentang apa yang diajarkan, bagaimana mengajarkannya, dan mengantisipasi reaksi-reaksi siswa.  Saya senang ketika saya melihat pada mata siswa yang seolah-olah mengatakan, “Hey, itu bagus!” dan “Saya berhasil!” dan mereka mulai membicarakan pengalaman-pengalaman mereka.

Greg Thomas

“Apa yang paling saya senangi tentang mengajar adalah berpikir tentang apa yang akan melibatkan siswa dalam pemecahan masalah nyata.  Saya senang mengatur banyak hal untuk menciptakan situasi atau peristiwa untuk diselidiki siswa- dan kemudian mendengarkan mereka.  Saya senang mendengarkan siswa membicarakan tentang gagasan-gagasan mereka bersama.  Saya senang merencanakan pengalaman-pengalaman yang menantang.  Hal pertama yang saya pelajari sebagai guru pemula adalah memperhatikan dan mendengarkan anak-anak, dan kemudian merefleksikan tujuan-tujuan dan mencapainya.”

Karen Adazzio

“Saya mengajarkan pelajaran dengan menggunakan Roger Green’s story of King Arthur and His Knights of the Round Table.  Kelas telah membaca buku tersebut sehingga sempurnalah untuk menggunakannya sebagai alat untuk mengajarkan sejarah.” 

PEMBUATAN KEPUTUSAN OLEH GURU

Ketiga guru memperlihatkan bahwa mereka secara konstan terlibat dalam pembuatan keputusan.  Mereka perlu memutuskan apa yang diajarkan, cara paling baik untuk mengajarkannya, bagaimana mengakomodasi siswa yang berbeda-beda, dan bagaimana meleburkan konsep-konsep akademis bidang pelajaran kedalam konsep-konsep yang tepat untuk pengajaran.

Guru perlu mengetahui apa yang diketahui dan tidak diketahui siswa, dan hal ini membutuhkan penilaian yang cermat.  Mereka perlu memonitor dan mengawasi aktivitas-aktivitas belajar siswa dan mereka perlu menciptakan lingkungan belajar dalam kelas yang kondusif.

Guru bekerja sama dengan guru lainnya, konsultan dan administrator.  Guru perlu berbagi pemahaman dan penilaian dengan orang tua.

REFLEKSI GURU

Ketiga guru diatas berpikir tentang pengajaran.  Mereka berusaha untuk memahami:

Apa yang diketahui dan sedang dipelajari siswa

Hal apa yang tidak berjalan dan tidak berjalan serta alasannya mengapa.

Guru reflektif secara konstan bertanya-tanya, Jika saya telah mencobakan hal ini atau itu, akankah menjadi lebih baik? Apa lagi yang akan berjalan? Apa akan terjadi jika.......? 

GURU SEBAGAI PENELITI

Penelitian tindakan adalah cara lain dimana guru bekerja secara individual atau kolaboratif untuk memecahkan masalah-masalah sekolah.  Penelitian tindakan adalah nama yang diberikan untuk penelitian yang dilakukan oleh para peneliti di kelas-kelas mereka.  Dalam bentuk kolaboratif, guru bersama-sama mengidentifikasikan suatu masalah yang mereka pikir dapat dipecahkan dengan penelitian sekolah.  Mereka mengembangkan proses penelitian bersama dan kemudian melaksanakannya di kelas mereka.  Mereka saling melaporkan hasil-hasilnya dan memodifikasi prosedur-prosedur instruksional atau mendesain strategi intervensi.  Proses ini memungkinkan guru untuk merefleksikan praktek mereka sendiri dan memecahkan masalah  (Glatthorn, 1987; Lieberman, 1986).

Guru perlu menjadi peneliti aktif dan merefleksikan praktek-prakteknya di sekolah dan kelas.  Banyak studi telah menjadi sangat berharga dan memberikan kontribusi terhadap pengetahuan mengenai pengajaran.  Proyek seperti LEARN membantu guru memahami teknik-teknik penelitian.  Beberapa guru telah membentuk rekanan dengan para profesor dan bersama-sama terlibat dalam praktek-praktek penelitian.

KOLEGALITAS

Universitas California menggunakan Program Penyiapan Guru Kolega untuk para calon guru.  Guru-guru dipasangkan dalam praktek kelas.  Tujuan program ini adalah menciptakan ikatan antara pasangan guru tersebut untuk menjadi guru profesional dan pemimpin.

Kolegalitas didefinisikan sebagai pembangunan hubungan profesional untuk tujuan pelayanan dan akomodasi melalui saling tukar persepsi dan keahlian.

Lemcech dan Kaplan (1990,1991) mempelajari pola pengembangan dan sekuen hubungan-hubungan kolega pada para calon guru.  Mereka menemukan bahwa hubungan kolega berkembang dari hubungan pertemanan dan saling bantu, hingga pertukaran gagasan, dialog mengenai keyakinan dan pengetahuan, apresiasi terhadap keunggulan orang lain, dan rasa percaya dan komitmen terhadap yang lainnya berdasarkan pada perasaan kesamaaan dan kecakapan.

Sebagai kolega, guru yang berpartner membangun identitas mereka sendiri, mengenali keahlian rekannya, dan menerima tanggung jawab untuk saling memberikan layanan-layanan konsultan.  Intinya kolega menjadi pemecah masalah.  Hubungan kolega memunculkan pemikiran reflektif mengenai proses-proses pengajaran, meningkatkatkan pembelajaran individu, dan pemecahan masalah.  Lemlech dan Kaplan yakin bahwa profesionalisasi pengajaran tergantung pada pengembangan keahlian dalam dasar pengetahuan mengajar, pemberdayaan guru, kepemimpinan guru dan hubungan-hubungan kolega.

PENDIDIKAN YANG BERLANJUT- PENGEMBANGAN PROFESIONAL

Semua profesional harus konsern terhadap peluasan pengetahuan dan skill dalam bidang usaha mereka.  Publik mengharapkan para guru memasuki pendidikan yang berlanjut di wilayah sekolah mereka atau kampus.

Menerima Tanggung Jawab Pribadi

Banyak individu lebih senang untuk mengarahkan pengembangan profesional mereka daripada bekerja dalam suatu situasi kelompok atau berada dibawah supervisi klinis.  Terdapat sejumlah bukti bahwa guru merupakan pembelajar yang baik dan dapat meningkatkan skill mengajar dan strategi-strategi instruksional mereka.  Studi-studi oleh Bents dan Howey (1981) menunjukkan bahwa orang dewasa lebih menyenangi belajar dalam situasi-situasi kehidupan nyata, yang menentang masalah-masalah aktual.  Orang dewasa lebih termotivasi untuk belajar ketika kebutuhan-kebutuhan pribadi dan ketertarikan bersimpangan.

Membuat Tujuan-Tujuan Pribadi.   Untuk meningkatkan kinerja pribadi, maka penting untuk membuat tujuan-tujuan yang lebih memfokuskan pada perencanaan sendiri dan prilaku mengajar daripada memfokuskan pada prilaku siswa atau peningkatan program pendidikan sekolah.  Tujuan-tujuan berikut ini dianggap penting untuk peningkatan instruksional:

  • Membuat pengalaman-pengalaman pembelajaran menjadi dasar untuk isi konseptual yang signifikan versus pemilihan yang berdasarkan pada aktivitas- aktivitas “menyenangkan.”
  • Memilih pengalaman-pengalaman pembelajaran yang sesuai dengan tujuan- tujuan pribadi.  
  • Meningkatkan interaksi siswa -siswa versus interaksi siswa -guru-siswa.
  • Membedakan instruksi yang berdasarkan pada kebutuhan-kebutuhan, ketertarikan dan gaya belajar siswa.
  • Meningkatkan skill-skill organisasi untuk mengurangi waktu tidak mengajar.
  • Memasukkan bidang-bidang pelajaran untuk menyatukan pembelajaran.
  • Menggunakan bidang-bidang akademik untuk mengajarkan skill komprehensi membaca.
  • Meningkatkan umpan balik guru untuk siswa selama instruksi langsung.
  • Meningkatkan pengelompokkan siswa yang fleksibel selama aktivitas belajar.
  • Meningkatkan aktivitas-aktivitas output untuk siswa.
  • Meningkatkan bacaan profesional.
  • Menerapkan temuan-temuan penelitian didalam kelas.

Menganalisa Kinerja Diri Sendiri.    Menganalisa kinerja diri sendiri untuk menjelaskan hal yang perlu ditingkatkan adalah mungkin.  Dengan menggunakan tape recorder didalam kelas, beberapa episode kecil instruksi dapat direkam untuk analisis selanjutnya; atau anda mungkin ingin meminta siswa atau guru lain untuk merekam episode mengajar dengan video.  Sebelum mendengarkan episode atau melihatnya, putuskan tujuan evaluasi anda:

Apakah anda ingin mendengarkan pertanyaan-pertanyaan yang anda ajukan?

Apakah anda sedang mendengarkan sejumlah respon dan derajat interaksi?

Apakah anda konsern dengan skill-skill manajemen?

Apakah antusiasme atau kejelasan instruksi yang menarik bagi anda?

Jangan berusaha untuk mengkritik segala hal.  Fokuskan pada satu atau dua elemen gaya pengajaran anda dan kembangkan checklist yang akan memungkinkan anda untuk mendengarkan dalam cara yang berguna.

Cara lain untuk membantu anda menganalisa kinerja anda adalah dengan mengundang kolega yang dipercaya untuk mengamati.  Anda dan rekan anda harus mengembangkan chart observasi untuk memungkinkan teman anda mengamati elemen-elemen instruksi spesifik.

Juga mungkin untuk mengembangkan checklist bagi siswa dewasa untuk memberikan anda umpan balik mengenai pengajaran.  Anda harus mendesain checklist ini dan yakin bahwa siswa memahaminya.  Merupakan gagasan yang baik membiarkan mereka mengetahui bahwa anda selalu berusaha meningkatkan teknik-teknik pengajaran anda dan bahwa anda menghargai bantuan mereka.

Terkadang area-area kinerja yang perlu ditingkatkan tidak dapat dideteksi secara mudah dengan menggunakan rekaman kaset atau umpan balik dari yang lainnya.  Anda dapat mengembangkan daftar pertanyaan untuk diri sendiri yang menentukan bagaimana waktu mengajar yang esensi tidak sedang dipergunakan secara produktif.  Miller (1980) memberikan pertanyaan-pertanyaan berikut mengenai penggunaan waktu konkret:

Berapa banyak waktu dihabiskan dalam area-area subjek akademis?

Berapa banyak waktu dihabiskan dalam aktivitas-aktivitas lain?

Berapa banyak waktu dihabiskan dalam transisi?

Berapa banyak waktu dihabiskan untuk mendiagnosa kebutuhan-kebutuhan siswa?

Berapa banyak waktu dihabiskan dalam aktivitas-aktivitas umpan balik?

Mendesain Programc Self-Help.  Setelah menganalisa kinerja anda, putuskan tujuan anda dan susunlah waktu untuk mencapai sasaran-sasaran anda.  Perhatikan apa yang telah anda pelajari mengenai program pengembangan staf yang sukses dan dengan menggunakan informasi tersebut, berikan model untuk program pribadi.  Sebagai contoh, untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan mengenai tujuan anda, anda dapat memutuskan untuk:

Membaca literatur profesional

Menghadiri kelas profesional

Berbicara dengan ahli 

Tugas selanjutnya adalah menemukan guru lain yang memiliki keahlian teknik yang ingin anda kuasai.  Kemudian anda mengembangkan suatu rencana untuk mempraktekkan skill.  Anda mungkin harus menyuruh seseorang untuk mengamati kinerja anda sehingga anda dapat menerima umpan balik.

Terakhir, setelah praktek dan umpan balik yang tepat, laksanakan suatu sistem dimana anda menggunakan teknik secara konsisten dalam pengajaran anda.  Sekali lagi, anda mungkin menginginkan bantuan kolega untuk membantu anda merencanakan instruksi dengan menggunakan skill baru.  

PENGEMBANGAN KOLEGA/KOOPERATIF

Glatthorn (1987) mengidentifikasikan lima jenis pengembangan kooperatif, yaitu: dialog profesional, pengembangan kurikulum, supervisi rekan, pelatihan rekan, dan penelitian tindakan. Dialog profesional yang baik memungkinkan kolega untuk berpikir bahwa pengajaran adalah suatu proses yang dilakukan bersama-sama.  Pengembangan kurikulum terjadi ketika dua orang guru atau lebih berkolaborasi untuk menghasilkan unit-unit pengajaran.  Unit-unit pengajaran secara normal berkembang dari kerangka kerja pusat dan pedoman-pedoman kurikulum wilayah.  Unit menggambarkan rencana-rencana aktual untuk instruksi dalam kelas.  Keunggulan guru dan sumber-sumber digunakan dalam rencana-rencana ini.

Supervisi oleh sesama rekan menggunakan proses supervisi klinik dalam latar sesama rekan.  Proses ini melibatkan pengamatan dan konferensi yang berulang untuk memfasilitasi dan meningkatkan praktek-praktek profesional.  Pelatihan sesama rekan adalah alat yang diuji oleh penelitian untuk meningkatkan instruksi. Pelatihan memiliki beberapa tujuan.  Joyce dan Showers (1988) menyatakan bahwa tujuan utamanya adalah untuk mengimlementasikan metode inovatif pengajaran dan menentukan efek-efeknya terhadap siswa.  Salah seorang guru memperagakan model dan mengenalkan teori dan penelitian mengenai model.  Kemudian guru-guru mempraktekkan model dengan yang lainnya.   Beberapa orang guru memutuskan untuk mencobanya di kelas-kelas mereka.  Dengan menggunakan proses pelatihan sesama rekan, guru dapat bekerja dengan partnernya untuk mengamati implementasi model.  Partner saling mengamati dan menjelaskan apakah sintaks model digunakan secara tepat dan akurat.  Pengamat mencatat seberapa baik siswa bekerja dengan model. Saran-saran pengamat untuk partnernya mendukung dan memberikan masukan untuk menambah penilaian diri guru tersebut.

Joyce dan Shower (1988) menyimpulkan bahwa pelatihan membantu guru berbagi kerja mereka dan mengembangkan pemahaman yang sama mengenai dasar pengetahuan dan skill.  Pelatihan membantu guru memperoleh skill-skill baru dalam kerangka kerja yang terstruktur.  Proses ini secara normal berkembang melalui langkah-langkah berikut:

  1. Pengetahuan baru mengenai model pengajaran disajikan.  Penyajian biasanya terjadi dalam latar kelompok.
  2. Guru melihat demostrasi model pengajaran atau berpartisipasi dalam demonstrasi model.
  3. Guru mempraktekkan model dengan kolega dan saling memberikan umpan balik.
  4. Guru dibagi menjadi beberapa pasang dan merencanakan bagaimana untuk melaksanakan model dalam kelas mereka.
  5. Guru saling mengamati dan memberikan umpan balik selama konferensi pelatihan.  Mereka menilai ketepatan implementasi, ketepatan model untuk tujuan instruksional pelajaran, dan seberapa baik kinerja siswa.

Program pengembangan staf pelatihan sesama rekan yang dilaksanakan oleh Lemlech, Foliart, dan Pensavalle menggunakan format berikut:

  1. Partner berbagi konsern atau masalah pengajaran.
  2. Konsern atau masalah dibatasi sehingga partner yang berkonsultasi dapat memfokuskan secara khusus pada prilaku pengajaran atau masalah selama observasi.
  3. Konsultan partner mengamati dan mencatat.
  4. Catatan dibagikan, dan keduanya mengambil bagian dalam analisis.
  5. Partner yang berkonsultasi hanya memberikan umpan balik mengenai apa yang dispesifikkan.  Jika informasi tambahan mengenai pengajaran tidak ada, partner yang diamati harus memintanya.  

Di beberapa sekolah dasar, guru terbagi kedalam tim-tim sehingga kelas dapat digandakan, dan membebaskan guru untuk melakukan pengamatan dalam kelas.  Terkadang personel administratif dapat mengambil alih kelas untuk memungkinkan guru saling mengamati.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

PROBLEM BASED LEARNING DALAM PEMBELAJARAN

PENDIDIKAN IPS SEBAGAI BIDANG ILMU : Aspek Ontologis dan Epistemologinya.