PENDIDIKAN IPS SEBAGAI BIDANG ILMU : Aspek Ontologis dan Epistemologinya.


1.Analisis batang tubuh (body of knowledge) PIPS atau studi Sosial adalah... 

PIPS atau studi social yang dikembangkan dinegara kita sebagian besar diadopsi dari amerika serikat dalam bentuk pengajaran disekolah untuk menyiapkan anak didik menjadi warga Negara yang baik, yang menyangkut kajian mengenai manusia dengan segala aspeknya dalam sistem hidup bermasyarakat.

Arthur C.Binning and David H Binning ( Buchari Alma et.al dalam Hakekat studi social, 2003: 146), Studi Sosial adalah mata pelajaran yang menggunakan bahan-bahan ilmu social untuk mempelajari hubungan manusia dalam masyarakat dan manusia sebagai anggota masyarakat.

Muhammad Nu’man Soemantri dalam Menggagas pembaharuan pendidikan IPS (2001:74) mengemukakan; bahwa PIPS adalah suatu penyederhanaan disiplin ilmu-ilmu social, ideology negara dan disiplin ilmu lainnya serta masalah-masalah social terkait, yang diorganisasikan dan dan disajikan secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan pendidikan pada tingkat pendidikan dasar dan menengah.

Batang tubuh  (body of knowledge) PIPS itu menyangkut kepada:

  1. Adanya masyarakat ilmiah yang menyebut dirinya ahli dalam suatu bidang seperti ahli pendidikan IPS
  2. Adanya pola berfikir, berbicara dan pola penulisan menurut ahli tersebut.
  3. Adanya metode pendekatan terhadap pengetahuan yaitu proses dimana ahli memperoleh,  menggunakan pengetahuan itu
  4. Adanya kegiatan mengembangkan structure, lewat ”conceptual structure” maupun ”syntactical structure”.
  5. Adanya warisan kepustakaan, hasil penelitian, penulisan ilmiah mengenai disiplin tersebut;
  6. Adanya istilah dan simbol, serta bahasa operasional yang digunakan oleh para ahli;
  7. Adanya tujuan yang ingin dicapai (tujuan Pendidikan);
  8. Adanya dimensi keterkaitan dengan kehidupan dunia 

Dalam Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial harus merujuk kepada kedelapan unsur batang tubuh tersebut, yang terdiri dari teori-teori atau konsep ilmu sosial secara terintegrasi guna memahami, mempelajari, memikirkan pemecahan masalah-masalah yang ada dimasyarakat sehingga memberi kepuasan bagi personal dan masyarakat seluruhnya dengan tujuan mendidik orang menjadi warga negara yang baik.

Yang disebut “IPS Terpadu” (Integrated Social Studies) ialah…

Suatu model pendekatan pembelajaran yang merupakan implementasi kurikulum yang dianjurkan untuk diaplikasikan pada semua jenjang pendidikan, mulai dari SD (SD/MI), sampai dengan Sekolah Menengah Atas(SMA/MA). Model pembelajaran terpadu ini pada hakekatnya merupakan sistem pembelajaran yang memungkinkan peserta didik baik secara individu maupun kelompok aktif  mencari, menggali, menemukan konsep-konsep dan prinsip secara holistik dan otentik. 

Melalui pembelajaran terpadu peserta didik dapat memperoleh pengalaman langsung, sehingga dapat menambah kekuatan untuk menerima, menyimpan dan  memproduksi kesan-kesan tentang hal-hal yang dipelajarinya. Peserta didik teerlatih untuk dapat menentukan sendiri konsep yang dipelajari secara holistic, bermakna, otentik dan aktif. Pembelajaran IPS terpadu pada dasarnya merupakan perpaduan dari disiplin ilmu yang tercakup ilmu-ilmu sosial yang pelaksanaannya tidak lagi terpisah-pisah melainkan satu kesatuan.

Perolehan keutuhan belajar, pengetahuan,serta kebulatan pandangan  tentang kehidupan dan dunia nyata hanya dapat direfleksikan  melalui pembelajaran terpadu. Williams, Puskur 2006: (Trianto 2007:122)  

2.Secara Filosofis, dan sesuai dengan tujuan pendidikan nasional, Pendidikan IPS di Indonesia mengacu kepada keyakinan dan kebudayaan bangsa, disamping mengikuti kaidah-kaidah ilmiah...

Menurut Numan Sumantri (2001:4), bangsa Indonesia mempunyai budaya dan keyakinan yang kuat terhadap agama, tujuan pendidikan nasional ditempatkan dalam sebuah continuum antara dua arus budaya dunia yaitu semitisme (keimanan lebih penting dari pikiran) dan helenisme (pikiran lebih penting dari pada keimanan). Tujuan Pendidikan Nasional Indonesia yaitu :

Mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, dan berbudi luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmanai dan rohani, dan kepribadian yang mantap dan mandiri serta tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. 

Melihat kepada tujuan pendidikan nasional tersebut dapat diketahui bahwa tujuan pendidikan kita bernapaskan kepada keimanan dan ketakwaan yang mempunyai kebenaran mutlak dengan ilmu, teknologi dan seni yang mempunyai kebenaran relatif seperti nilai-nilai nasionalisme dan patriotisme. Oleh karena itu keimanan dan ketakwaan harus menjiwai dan berpenetrasi keseluruh unsur tujuan pendidikan atau  dalam praktek komunikasi disekolah dan masyarakat. 

Secara khusus pendidikan nasional memberikan perhatian kepada keperluan integrasi dan persatuan, mencegah kerusakan lingkungan dan berkembangnya rasa keagamaan. Dengan demikian kita dapat melihat bahwa bahan pendidikan IPS dan PKn itu akan menjadi lebih kompleks karena masalah-masalah social budaya akan saling berhubungan satu sama lain, ini juga akan berpengaruh kepada materi kurikulum yang diberikan kepada peserta didik, menekankan kepada muatan keyakinan dan kebudayaan bangsa seperti yang dituntut oleh tujuan pendidikan 

Perbedaan PIPS yang dikembangkan untuk jenjang persekolahan yang berlandaskan kurikulum dengan orientasi esensialisme dengan PIPS berorientasi rekonstruksi sosial ...

Pendidikan PIPS yang dikembangkan dengan kurikulum yang berorientasi Essensialisme merupakan suatu bentuk pengajaran IPS dijenjang  persekolahan, yang lebih mengutamakan kepada ketercapaian target kurikulum secara murni berdasarkan suatu ilmu tanpa mempertautkan atau menfusikannya dengan cabang ilmu lain, pengembangan dengan cara ini menekankan ketuntasan beban materi yang harus dipikulkan kepada siswa dan implementasinya lebih kepada hafalan atau teori saja, siswa tidak diperkenalkan dengan metode problem solving atau pemecahan masalah, kecendrungan kepada aspek kognitif ini menjadikan peserta didik cepat bosan kepada materi yang diajarkan, sementara kurikulum dengan orientasi rekonstruksi social sudah sampai pada tataran-tataran dimana siswa dapat mengkaji gejala-gejala sosial yang terjadi dalam masyarakat, mengidentifikasinya, kemudian merumuskannya untuk dicari pemecahan masalah, orientasi rekonstruksi social ini dapat menanamkan kepekaan siswa terhadap permasalahan yang dihadapinya, masyarakat dalam upaya pembentukan warga negara yan g baik. 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

PROBLEM BASED LEARNING DALAM PEMBELAJARAN

GURU SEBAGAI PROFESIONAL : Pengembangan Profesional Tanggung jawab Pribadi